skip to Main Content
Refleksi Tentang Tenda Biru, Sebuah Saksi Bisu

Refleksi Tentang Tenda Biru, Sebuah Saksi Bisu

Salah satu tempat yang menjadi favorit mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ialah Tenda Biru. Sebuah halaman di lingkungan kampus yang berisi berbagai bangku besi berwarna biru mengitari berbagai meja bundar dengan atap plastik dan berwarna biru. Tempat ini sederhana, namun bermakna. Hampir seluruh mahasiswa mungkin pernah bercengkrama di tempat yang biasa disebut Tendu ini. Tak hanya itu, Tendu juga kerap menjadi tempat berfoto-foto mahasiswa UAI. Entah pagi hari sebelum menuju kelas, siang hari ketika sedang rehat, sore hari seselesainya dari kelas, atau bahkan malam hari saat suasana kampus mulai sunyi.

Dengan beraneka ragam pepohonan rindang mengelilingi tempat ini, tak heran banyak mahasiswa memilih Tendu sebagai tempat favoritnya di UAI. Di Tendu, hanya dengan berbekal jajanan dari warung depan kampus, mahasiswa – mahasiswa dengan nyaman menghabiskan waktu hingga malam hari yang damai dan tentram. Entah membahas apa saja. Mulai dari perkuliahan seputar bidang masing – masing, organisasi, percintaan, mimpi, ide, masa lalu, atau bahkan mungkin hingga hal-hal yang belum pernah didiskusikan sebelumnya dengan siapapun, terkuak dari hati dan pikiran mahasiswa.

Tempat ini cukup luas untuk menampung hampir seluruh mahasiswa UAI, sehingga seringkali menjadi saksi bisu berbagai macam kejadian penting di kampus. Mulai dari obrolan biasa kumpul-kumpul mahasiswa, ospek jurusan, rapat organisasi, latihan kegiatan kampus, atau bahkan hingga tempat berkumpulnya mahasiswa sebelum turun ke jalan pada September 2019 lalu. Mulai dari percakapan ringan dan santai hingga percakapan berat dan dalam juga kerap mahasiswa rundingkan di Tendu. Tenda Biru, bagi mahasiswa ini lebih dari sekadar halaman kampus, namun juga menjadi tempat saling berbagi. Saling bertukar pikiran. Saling tertawa. Saling menangis. Serta, saling mengenal satu sama lain. Dan di tempat ini juga mahasiswa bisa berkomunikasi satu sama lain.

(Lathifa Kamila – Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2018)

Back To Top